when i telling something

ada orang yang menghabiskan waktunya berziarah ke mekkah
ada orang yang menghabiskan waktunya berjudi di miraza
tapi aku ingin habiskan waktuku di sisimu sayangku

bicara tentang anjing-anjing kita yang nakal dan lucu
atau tentang bunga-bunga yang manis di lembah mendala wangi
ada serdadu-serdadu Amerika yang mati kena bom di danang
ada bayi-bayi yang mati lapar di Biafra

tapi aku ingin mati di sisimu sayangku
setelah kita bosan hidup dan terus bertanya-tanya
tentang tujuan hidup yang tak satu setanpun tahu

mari, sini sayangku
kalian yang pernah mesra, yang pernah baik dan simpati padaku
tegakklah ke langit atau awan mendung
kita tak pernah menanamkan apa-apa,
kita takkan pernah kehilangan apa-apa”

Tuhan tidak pernah lupa untuk mengabulkan doa seseorang, hanya menunda sementara waktu maka itu bersabarlah 

Let’s make this quick.

Pack your bags and get the hell out of my head. Yes. Now.

Thank you.

I am moving in to your head. And not planning to move out anytime soon.

Accept it, enjoy it, and live with it, whether you like it or not. Then you’ll know how tiring it is having someone stuck in your head and somehow couldn’t get rid of.

Teruntuk sebagian kisah yang belum usai.

Bagaimana kabarmu? Masih tetap hangat seperti yang selalu kukenal? Kuharap kamu menjawabnya dengan ya, karena aku merindukan rasanya.

Adakah yang mendampingimu berjalan kini? Ataukah kamu masih tetap berjalan sendiri dengan kenangan sebagai bayangannya? Kamu tahu. Aku memilih untuk tetap melangkahkan kakiku tanpa ada yang mengiringi, karena aku masih lebih suka mendapati kamu yang menjadi bayanganku.

Adalah pertanyaan bagiku, mengapa kita harus saling melambaikan tangan dan mengucap selamat tinggal ketika hati kita masih meneriakkan cinta? Sadarkah kamu, bahwa sesungguhnya kita ini hanya sedang ragu.

Kita melangkahkan kaki ke arah yang berbeda.

Sesungguhnya aku masih menyakini adanya kita. Karena kita belumlah usai.

Sekarang cuma butuh aku (dan kamu) untuk saling yakin bahwa kita akan berjalan lagi di garis yang sama. Saling mendatangi dan akan bertemu di tengah.

aku hendak menjadi bagian musim yang paling gugur
sebab aku punya rindu di pucuk pepohonan yang meneduhi matamu

aku ingin berkawan dengan musim yang paling semi
sebab rinduku adalah kuncup yang hendak mekar di hatimu

aku mau melawan angin musim yang paling dingin
sebab rinduku adalah hangat yang tak akan lekas beku

aku tak akan menyerah pada musim yang paling panas
sebab rinduku akan menjadi sejuk yang nyaman memeluk