untuk kamu si penghabisan

Kalau nanti aku memilih kamu,
aku mau kamu untuk terakhir. Aku mau dalam waktu yang nanti kita habiskan bersama, tidak sedetikpun ada bosan. Aku mau kamu sepenuhnya untukku, begitu pun sebaliknya.

Kalau nanti kamu memutuskan bersamaku,
aku mau kamu bersabar menghadapi egoku, menghadapi angkuhku yang sering terlewat batas. Aku mau kamu bisa ada disaat terburukku, dan ikut merasa senang disaat terbaikku.

Kalau nanti di satu masa kita bertemu dan ternyata saling cinta,
aku mau kamu punya mimpi, yang berbeda dengan mimpiku. Lalu kita akan saling mendukung untuk mewujudkan mimpi-mimpi itu. Aku akan diam melihatmu melakukan kesalahan, dan ketika kau baru tersadar, aku akan ada disana membantumu mencari jalan yang benar. Begitu juga yang aku mau dari kamu.

Kalau nanti kita bersama,
aku mau kamu setia, tanpa embel-embel rasa cinta. Aku mau kamu berkomitmen dengan pilihan. Karena aku pun akan meninggalkan sekian banyak permainan, dan membuktikan bahwa bermain denganmu tidak akan pernah menjemukan.

Kalau nanti kita masih bersama saat kita beranjak tua,
aku mau kita dirumah, berdua, mungkin dengan anak-anak kita, yang datang entah darimana (kita pikirkan itu nanti). Menghabiskan waktu dengan mereka, menonton tivi, makan bersama, kemudian bercerita tentang hari yang dilewati. Aku akan selalu memastikan malammu tidak lagi terasa dingin dan sepi, aku akan memelukmu sampai kamu terbuai mimpi, menyiapkan bunga dan sarapan setiap pagi, sampai menghafal seribu buku lawakan pun akan aku lakukan, asal kamu berjanji untuk selalu tersenyum, sampai kamu lupa bagaimana caranya mengeluarkan air mata.

Kalau nanti,
Kalau saja ada nanti..
Aku mau begitu, seperti itu yang aku mau.
….
Tunggu!
Sekarang aku tahu.. pantas saja Tuhan belum mendatangkan kamu.
Sekarang aku tahu, sedari tadi,
bahkan mungkin seumur hidupku,
aku terlalu sibuk memikirkan,
yang aku mau.
….
….
Baiklah, bagaimana kalau begini…
Kalau nanti kita memutuskan untuk bersama,

kita akan duduk berdua, dan sama-sama menulis, semua yang kita mau. Bukan perjanjian, bukan kontrak kerja sama membina hubungan, hanya kata-kata manis, hanya iming-iming romantis akan gambaran kita di masa depan.
Kalau saja nanti…

0 komentar: