kutunggu kau di bawah hujan


aku menunggu saat hari dimulai dengan hujan. menunggu di sebuah halte yang kosong oleh kesendirian. orang-orang bergegas memburu waktu, memburu sekelumit masa depan. bis-bis melenggang di bawah linangan air, menghentak-hentak seperti penyair yang kehilangan ucap. sambil aku memikirkan secangkir kopi yang mengepulkan awan di suatu tempat yang temaram, yang dibatasi kaca dan silsilah meja kursi. aku memikirkan kata-kata yang berloncatan sepeti anak-anak, memainkan gunting dan memenggal ribuan koran, menjadikannya origami yang menerbangi jarak. aku memikirkan sesuatu yang hangat di bawah kaki, yang melandasi rasa percaya diri, dan yang membuat seseorang tidak khawatir dengan pijakan hidup. aku memikirkan bagaimana hujan terkumpul dalam sebuah catatan, dalam kalimat-kalimat panjang yang membanjir, yang tak sempat dipenggal paragraf-paragraf. aku masih memikirkan bagaimana hujan membawa pesan-pesan kepada beberapa ekor semut yang hanyut, kepada beberapa pengungsi yang ngelangut, kepada beberapa tawa yang diredam airmata, kepada beberapa pelukan jemari yang menyendiri di sudut-sudut rumah kardus. aku memikirkan tentang tarian yang dibentuk pertemuan tetes dengan aspal, yang meninggi secara pelan dan memeluk kakiku yang mulai kebas. payungku bergoyang-goyang seolah ingin terbang, mungkin di langit ada sejumlah awan yang terbuat dari arwah mereka yang diasingkan, yang ingin bermain dengan payungku yang bergoyang-goyang seolah ingin terbang. aku menunggu di bawah payung hujan.


kutunggu kau di bawah hujan ini, yang menitikkan semacam rindu
rindu itu menajam dan membilur di kulit menciptakan retakan
yang kunamai seperti nama jalan tempat anak-anak berlari
menangkap bulir air yang luber dari ingatanku

kutunggu kau di antara kenangan
yang menjadi hujan di sore yang perlahan petang
dan neon memedar menggantikan kunang-kunang
yang kukejar dalam ingatan


kutunggu kau di bangku taman, tempat masalalu terbaring
seperti perempuan sakit yang kehilangan
dengan syal kelabu yang menghangatkan katakata
di bawah rintik malam


kutunggu kau di tepi ingatan
sambil kusandarkan rasa sakit
yang meronta ingin dilahirkan
ke dunia yang seputaran mata

0 komentar: