17:50 senja, trans jakarta


pagi digerimisi kenangan
kuberangkatkan tubuh pinjaman
milik sebuah kantor yang menjual airmata
sambil mengelap ingatan
dari sepatu tua
yang enggan dipaksa
untuk tetap hitam
jalan dibasahi airmata
yang kami produksi
orang mengira
itulah tumpahan anggur
dari cawan suci
milik malaikat
yang berbagi sunyi
kugambar masalalu
di embun kaca
sebuah rongsokan tua
yang kami namai bus kota
ikan-ikan terbang
daun-daun melayang
mata perempuan terbayang
dalam pantulan
yang mengaca pada wajahku
kutemukan anak-anak
kutemukan jagoan
menyilangkan tangan
menantang kehidupan
dan kuhapus cepat
kantor kami ditumbuhi
penyesalan
dari mereka yang tertinggal masalalu
para pekerja
memeras airmata
dalam laporan kering
yang ditandai awan
dan getir
yang meledak-ledak
mencipta petir

0 komentar: