"Di kafe itu, ia meneguk kenangan. Ini gelas bir ketiga, desahnya, seakan kenangan terakhir yang bakal direguknya, Hidup, barangkali, memang seperti segelas bir dan kenangan. Sebelum sesap buih terakhir dan segalanya menjadi getir.
Pada gelas kedelapan, akhirnya ia bangkit lalu memanggil pelayan dan membayar harga delapan gelas kenangan yang sudah direguknya habis. Ya, malam pun sudah hampir habis. Sudah tak ada waktu lagi buat kenangan. Sudah tidak ada lagi kenangan dalam gelas bir kedelapn. Setiap kenangan, pada akhirnya punya akhir bukan?"
Djenar Maesa Ayu & Agus Noor
2 Paragraf yang diambil dari Kunang-Kunang dalam Bir. Salah satu cerpen dalam buku 1 Perempuan dan 14 Laki-Laki

0 komentar: